KEBUTUHAN UNSUR HARA BAGI TANAMAN

PENDAHULUAN

Pemupukan adalah penambahan satu atau beberapa hara tanaman yang tersedia atau dapat tersedia ke dalam tanah/tanaman untuk dan atau  mempertahankan kesuburan tanah yang ada yang ditujukan untuk mencapai hasil/produksi yang tinggi. Pemupukan penting dilakukan karena unsurhara dalam tanah tidak tersedia untuk tanaman secara optimal. Hal penting dalam pemupukan adalah pemberian berimbang sesuai kebutuhan tanaman. Hal ini disebabkan adanya hukum keseimbangan unsur hara dalam tanah, dimana kelebihan unsurhara yang satu akan menekan ketersediaan unsur hara yang lain. Sedangkan tanaman membutuhkan beberapa jenis unsurhara untuk dapat berproduksi optimal.

UNSUR HARA YANG DIBUTUHKAN TANAMAN

Nitrogen (N)
Nitrogen diserap oleh tanaman sebagai NO3- dan NH4+ kemudian dimasukkan ke dalam semua gas amino dan Protein (Indrana, 1994).  Ada juga bentuk pokok nitrogen dalam tanah mineral, yaitu nitrogen organik, bergabung dengan humus tanah ; nitrogen amonium dapat diikat oleh mineral lempung tertentu, dan amonium anorganik dapat larut dan senyawa nitrat (Buckman dan Brady, 1992).

Peranan utama nitrogen (N) bagi tanaman jagung adalah merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang dan daun.  Selain itu, nitrogen pun berperan penting dalam pembentukan zat hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis (Lingga dan Marsono, 2000). 

Kekahatan atau defisiensi nitrogen menyebabkan proses pembelahan sel terhambat dan akibatnya menyusutkan pertumbuhan.  Selain itu, kekahatan senyawa protein menyebabkan kenaikan nisbah C/N, dan kelebihan karbohidrat ini akan meningkatkan kandungan selulosa dan lignin.  Ini menyebabkan tanaman jagung yang kahat akan nitrogen tampak kecil, kering, tidak sekulen, dan sudut daun terhadap batang sangat runcing (Poerwowidodo, 1992).

Salah satu sumber pupuk N yang banyak digunakan adalah urea (CO(NH2)2).  Urea termasuk pupuk yang higroskopis (mudah menarik uap air).  Pada kelembaban 73%, pupuk ini sudah mampu menarik uap air dan udara.  Oleh karena itu urea mudah larut dan mudah diserap oleh tanaman (Lingga dan Marsono, 2002).

Phosphor (P)
Phosphor diserap tanaman dalam bentuk ortofosfat primer, H2PO4. menyusul kemudian dalam HPO42-. Species ion yang merajai tergantung dari pH sistem tanah-pupuk-tanaman, yang mempunyai ketersediaan tinggi pada pH 5,5-7. kepekatan H2PO4 yang tinggi dalam larutan tanah memungkinkan tanaman mengangkutnya dalam takaran besar karena perakaran tanaman diperkirakan mempunyai 10 kali penyerapan tanaman untuk H2PO4 dibanding untuk HPO42- (Poerwowidodo, 1992).

Bentuk P yang lain yang dapat diserap tanaman adalah pirofosfat dan metafosfat. Kedua bentuk ini misalnya terdapat dalam bentuk pupuk P dan K metafosfat. Tanaman juga menyerap P dalam bentuk fosfat organik, yaitu asam nukleat dan phytin. Kedua bentuk senyawa ini terbentuk melalui proses degradasi dan dekomposisi bahan organik yang langsung dapat diserap oleh tanaman (Hakim, dkk.,1986).

Ketersediaan phospor di dalam tanah ditentukan oleh banyak faktor, tetapi yang paling penting adalah pH tanah. Pada tanah ber-pH rendah (masam), phospor akan bereaksi dengan ion besi (Fe)  dan aluminium (Al). reaksi ini akan membentuk besi fosfat atau aluminium fosfat yang sukar larut di dalam air sehingga tidak dapat digunakan oleh tanaman. Pada tanah ber-pH  tinggi (basa), phospor akan bereaksi dengan ion kalsium. Reaksi ini membentuk kalsium fosfat yang sifatnya sukar larut dan tidak dapat digunakan oleh tanaman. Dengan demikian, tanpa memperhatikan  pH tanah, pemupukan phospor tidak akan berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman (Novizan, 2002).

Menurut Buckman dan Brady (1992), bahwa fosfor dapat berpengaruh menguntungkan pada pembelahan sel dan  pembentukan lemak serta albumin, pembungaan dan pembuahan, termasuk proses pembentukan biji, perkembangan akar, khususnya akar lateral dan akar halus berserabut, kekuatan batang, dan kekebalan tanaman terhadap penyakit tertentu. Gejala kekurangan P pada tanaman jagung dapat menjadikan pertumbuhan terhambat (kerdil), daun-daun/malai menjadi ungu atau coklat mulai dari ujung daun, dan juga pada jagung akan menyebabkan tongkol jagung menjadi tidak sempurna dan kecil-kecil (Hardjowigeno, 1993).

Kalium (K)
Menurut Buckman dan Brady (1992), berbagai bentuk kalium dalam tanah digolongkan atas dasar ketersediaannya menjadi 3 golongan besar yaitu bentuk relatif tidak tersedia, mudah tersedia, dan lambat tersedia. Senyawa yang mengandung sebagian besar bentuk kalium ini adalah feldspat dan mika, lebih lanjut dijelaskan oleh  Mulyani (1999), bahwa sumber-sumber kalium adalah beberapa jenis mineral, sisa-sisa tanaman dan jasad  renik, air irigasi serta larutan dalam tanah, dan pupuk buatan.

Unsur ini diserap tanaman dalam bentuk ion K+ dan dapat dijumpai di dalam tanah dalam jumlah yang bervariasi, namun jumlahnya dalam keadaan tersedia bagi tanaman biasanya kecil. Kalium ditambahkan ke dalam tanah dalam bentuk garam-garam mudah larut seperti KC1, K2SO4, KNO3, dan K-Mg-SO4. Mekanisme penyerapan K mencakup aliran massa, konveksi, difusi, dan serapan langsung dari permukaan zarah tanah (Poerwowidodo, 1992).

PENGERTIAN DAN MANFAAT PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK



Pupuk Organik
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup yang telah lapuk , seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.  Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya.  Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (sampah). Atau bisa disimpulkan secara singkat adalah pupuk yang sebagian atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari sisa tanaman dan atau kotoran hewan, yang telah melalui proses, rekayasa, berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai hara tanaman, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

Peranan pupuk organik terhadap sifat fisik tanah adalah memperbaiki struktur tanah. Sedangkan peranan terhadap sifat kimia tanah adalah rnenyumbang hara ke tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah, dan perbaikan sifat biologi tanah. Pupuk organik yang berasal dari berbagai sumber bahan organik dapat membawa jasad renik yang bemanfaat bagi perbaikan sifat fisik dan kimia tanah, pada akhimya akan berpengaruh positif pada pertumbuhan dan hasil tanaman.

Manfaat pupuk organik antara lain; (1) meningkatkan efisiensi  penggunaan pupuk, baik efisiensi fisik maupun efisiesi  ekonomi bila dikombinasi  dengan pupuk anorganik, (2) meningkatkan kualitas hasil, (3) meningkatkan kadar bahan organik tanah, (4) menambah unsur hara makro maupun mikro dalam tanah, (5) menambah kandungan bahan organik tanah, yang berperan menciptakan dan memelihara kesuburan tanah, (6) mengefisienkan penggunaan pupuk anorganik dan meniadakan dampak negatifnya, (7) berperan sebagai pembentuk butiran (glanulator) dari butiran-butiran mineral yag mengakibatkan struktur tanah menjadi gembur dalam tanah produktif, (8) mendorong meningkatkan daya tahan air tanah, sehingga tanaman tidak kekurangan air, (9) sebagai sumber tenaga untuk mikro organisme dalam tanah, tanpa bahan organik dalam tanah, kegiatan mikro organisme tanah akan berhenti, (10) sangat penting dalam pertukaran ion.

Pupuk An-Organik
Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu bahan-bahan kimia anorganik berkadar hara tinggi.  Misalnya urea berkadar N 45-46% (setiap 100 kg urea terdapat 45-46 kg hara nitrogen) (Lingga dan Marsono, 2000). Pupuk kimia (anorganik) pada dasarnya hanya untuk memenuhi kekurangan hara alami yang diperlukan tanaman untuk dapat tumbuh dan berkembang sampai menghasilkan biji sesuai dengan yang dikehendaki. Untuk itu waktu pemberian dan takaran pupuk yang diberikan hendaknya disesuaikan dengan umur tanaman/stadia pertumbuhan tanaman.

Pupuk anorganik atau pupuk buatan dapat dibedakan menjadi dua yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk.  Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu unsur hara misalnya pupuk N, pupuk P, pupuk K dan sebagainya.  Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara misalnya N + P, P + K, N + K, N + P + K dan sebagainya (Hardjowigeno, 2004).

Keuntungan dari pupuk anorganik, yaitu (1) Pemberiannya dapat terukur dengan tepat, (2) Kebutuhan tanaman akan hara dapat dipenuhi dengan perbandingan yang tepat, (3) Pupuk anorganik tersedia dalam jumlah cukup, dan (4) Pupuk anorganik mudah diangkut karena jumlahnya relatif sedikit dibandingkan dengan pupuk organik.  Pupuk anorganik mempunyai  kelemahan, yaitu selain hanya mempunyai unsur makro, pupuk anorganik ini sangat sedikit ataupun hampir tidak mengandung  unsur hara mikro (Lingga dan Marsono, 2000).

Bentuk pupuk anorganik N berupa (1) butiran (pril) berupa pupuk tunggal (urea pril) atau pupuk majemuk seperti NPK dan ZA (dapat digunakan sebagai pupuk sumber N dan S pada tanah yang kahat S atau tanah alkalin), (2) Granul atau tablet seperti urea granul atau NPK tablet. Bentuk pupuk anorganik P adalah granul berupa pupuk tunggal (SP-36, TSP) atau pupuk majemuk (DAP, NPK). Bentuk pupuk anorganik K adalah granul berupa pupuk tunggal (KCl) atau pupuk majemuk (KNO3, NKCl, NPK).


(dari berbagai sumber pustaka)




Comments

Popular posts from this blog

SUKARELAWAN, KELOMPOK DAN ORGANISASI SUKARELA

Perbedaan tiga teori belajar (Discovery Learning, Cognitive Learning, dan Experiential Learning

PERBEDAAN METODE BELAJAR MENGAJAR ANTARA GURU DAN PENYULUH