Perbedaan tiga teori belajar (Discovery Learning, Cognitive Learning, dan Experiential Learning
Sebagai mahasiswa yang baru belajar ilmu sosial, saya masih bingung dengan teori-teori yang berbau sosial. Sedikit berbagi pelajaran yang pernah kami (saya, mas kartono dan patih) dapat pada pelajaran pendidikan orang dewasa.
Teori belajar Discovery Learning merupakan satu situasi pembelajaran dimana hal-hal prinsip yang harus dipelajari tidak diberikan, tetapi harus secara mandiri ditemukan oleh siswa dan membuat siswa menjadi peserta aktif didalam pembelajaran. Dengan kata lain, discovery learning merupakan pendekatan mengajar yang memerlukan proses mental, seperti mengamati, mengukur, menggolongkan, menduga, menjelaskan, dan mengambil kesimpulan. Metode ini mendorong siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran dalam memecahkan masalah, sehingga dituntut ketrampilan mental siswa lebih tinggi. Dalam sistem pembelajaran ini guru tidak memberikan bahan ajaran dalam bentuk final, tetapi anak didik diberi peluang untuk mencari dan menemukan sendiri fakta dengan menggunakan teknik pemecahan masalah. Model pembelajaran yang berdasarkan teori Discovery Learning (belajar penemuan) antara lain: penemuan terbimbing, belajar berdasarkan masalah, belajar simulasi, dan belajar kasus.
Teori belajar Cognitive Learning merupakan proses belajar yang berlangsung sebagai akibat dari perubahan dalam struktur kognitif peserta didik. Struktur kognitif merupakan dasar untuk dapat menghubungkan dan menguatkan informasi-informasi baru secara teratur. Oleh karena itu, belajar kogitif menekankan pada cara-cara seseorang menggunakan pikirannya untuk belajar,mengingat, dan mengunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disimpan dalam pikirannya secara efektif. Keberhasilan metode ini terletak pada kebermaknaan dari bahan ajar atau materi yang disampaikan atau diterima oleh peserta didik. Dalam sistem ini guru menyajikan materi dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematis, dan lengkap. Memilih materi-materi yang tepat, menyusun situasi belajar yang kondusif, serta menyampaikan bentuk pengajaran yang terorganisasi dengan baik dari hal yang umum sampai yang terperinci.
Teori belajar Experiential Learning merupakan model pembelajaran melalui pengalaman, yang dianggap sebagai sumber terkaya bagi pembelajaran orang dewasa, sehingga metode pembelajarannya menggunakan analisis dari pengalaman. Belajar dengan pengalaman adalah satu proses belajar yang berdasarkan pengalaman peserta untuk perolehan dari pengetahuan. Proses ini melibatkan tujuan, pemikiran, perencanaan, percobaan, pemantulan, observasi, dan analisis. Dengan terlibat langsung dalam aktivitas, pelajar membangun pemahaman dengan cara mereka sendiri, menggabungkan teori, emosional, dan aspek fisik terpelajar. Orientasi pembelajar berpusat pada kehidupan, sehingga unit-unit pembelajar adalah kehidupan nyata. Sistem pembelajaran ini lebih menekankan pada pemenuhan kebutuhan dan keingginan peserta didik, mencakup keterlibatan peserta didik secara personal, berinisiatif, evaluasi dilakukan oleh peserta didik dan adanya efek yang membekas. Dasar pemikiran adanya model Experiental learning (belajar dengan pengalaman) adalah pendapat Confucius circa 450 BC yaitu "Katakan padaku, dan aku akan lupa. Perlihatkan padaku, dan aku mungkin ingat. Libatkan aku, dan aku akan mengerti".
Berdasarkan hal tersebut, berikut adalah beberapa perbedaan antara ketiga teori belajar tersebut
Menurut kalian, teori belajar mana yang lebih tepat untuk diterapkan dalam kegiatan penyuluhan?
Teori belajar Discovery Learning merupakan satu situasi pembelajaran dimana hal-hal prinsip yang harus dipelajari tidak diberikan, tetapi harus secara mandiri ditemukan oleh siswa dan membuat siswa menjadi peserta aktif didalam pembelajaran. Dengan kata lain, discovery learning merupakan pendekatan mengajar yang memerlukan proses mental, seperti mengamati, mengukur, menggolongkan, menduga, menjelaskan, dan mengambil kesimpulan. Metode ini mendorong siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran dalam memecahkan masalah, sehingga dituntut ketrampilan mental siswa lebih tinggi. Dalam sistem pembelajaran ini guru tidak memberikan bahan ajaran dalam bentuk final, tetapi anak didik diberi peluang untuk mencari dan menemukan sendiri fakta dengan menggunakan teknik pemecahan masalah. Model pembelajaran yang berdasarkan teori Discovery Learning (belajar penemuan) antara lain: penemuan terbimbing, belajar berdasarkan masalah, belajar simulasi, dan belajar kasus.
Teori belajar Cognitive Learning merupakan proses belajar yang berlangsung sebagai akibat dari perubahan dalam struktur kognitif peserta didik. Struktur kognitif merupakan dasar untuk dapat menghubungkan dan menguatkan informasi-informasi baru secara teratur. Oleh karena itu, belajar kogitif menekankan pada cara-cara seseorang menggunakan pikirannya untuk belajar,mengingat, dan mengunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disimpan dalam pikirannya secara efektif. Keberhasilan metode ini terletak pada kebermaknaan dari bahan ajar atau materi yang disampaikan atau diterima oleh peserta didik. Dalam sistem ini guru menyajikan materi dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematis, dan lengkap. Memilih materi-materi yang tepat, menyusun situasi belajar yang kondusif, serta menyampaikan bentuk pengajaran yang terorganisasi dengan baik dari hal yang umum sampai yang terperinci.
Teori belajar Experiential Learning merupakan model pembelajaran melalui pengalaman, yang dianggap sebagai sumber terkaya bagi pembelajaran orang dewasa, sehingga metode pembelajarannya menggunakan analisis dari pengalaman. Belajar dengan pengalaman adalah satu proses belajar yang berdasarkan pengalaman peserta untuk perolehan dari pengetahuan. Proses ini melibatkan tujuan, pemikiran, perencanaan, percobaan, pemantulan, observasi, dan analisis. Dengan terlibat langsung dalam aktivitas, pelajar membangun pemahaman dengan cara mereka sendiri, menggabungkan teori, emosional, dan aspek fisik terpelajar. Orientasi pembelajar berpusat pada kehidupan, sehingga unit-unit pembelajar adalah kehidupan nyata. Sistem pembelajaran ini lebih menekankan pada pemenuhan kebutuhan dan keingginan peserta didik, mencakup keterlibatan peserta didik secara personal, berinisiatif, evaluasi dilakukan oleh peserta didik dan adanya efek yang membekas. Dasar pemikiran adanya model Experiental learning (belajar dengan pengalaman) adalah pendapat Confucius circa 450 BC yaitu "Katakan padaku, dan aku akan lupa. Perlihatkan padaku, dan aku mungkin ingat. Libatkan aku, dan aku akan mengerti".
Berdasarkan hal tersebut, berikut adalah beberapa perbedaan antara ketiga teori belajar tersebut
No
|
Kriteria
pembanding
|
discovery
learning
|
cognitive
learning
|
experiental
learning
|
1.
|
Pandangan
terhadap siswa
|
Siswa dipandang
sebagai pemikir yang dapat memunculkan teori tentang dirinya.
|
Siswa dipandang
sebagai kertas kosong yang digoresi informasi oleh guru. Yang disesuaikan perkembangan
strutur kognitif siswa
|
Siswa dipandang
sebagai bukan cangkir kosong melainkan “secangkir air “. Dengan kata lain, siswa
dianggap telah memiliki pengetahuan dalam bentuk pengalaman
|
2.
|
Peran pendidik
|
Pembimbing, pendidik memberikan masukan
hanya bila dibutuhkan dan bila terlihat penyimpangan
|
Pengajar, pendidik memberi materi
pembelajaran sesuai dengan aturan
|
Fasilisator, pendidik memberi arahan dalam
setiap tahap pembelajaran dan mengawasi proses
|
3.
|
Proses
pembelajaran
|
Menghargai pertanyaan
dan ide-ide siswa
|
Taat pada kurikulum yang telah ditetapkan
|
Menghargai kemampuan dan pengalaman siswa
|
4.
|
Kurikulum
|
Berdasarkan
keinginan dan minat
siswa
|
Berdasarkan
struktur kognitif perkembangan
|
Berdasarkan keinginan/kebutuhan, pengalaman
dan tingkat
pengetahuan siswa.
|
5.
|
Sumber/ literatur
|
Mengandalkan pada
sumber data primer dan manipulasi bahan
|
Buku teks dan buku kerja
|
Literatur dan
informasi dari pengalaman
|
6.
|
Evaluasi
|
Pengukuran proses
dan hasil belajar siswa terjalin dalam kesatuan kegiatan pembelajaran dengan
cara guru mengamati hal-hal yang sedang dilakukan siswa serta melalui
tugas-tugas belajar.
|
Pengukuran proses
dan hasil belajar terjalin dalam kesatuan kegiatan pembelajaran dan biasanya
dilakukan pada akhir pelajaran dengan cara testing
|
Hasil belajar diukur berdasarkan perubahan pengetahuan sikap dan
keterampilan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan
|
Menurut kalian, teori belajar mana yang lebih tepat untuk diterapkan dalam kegiatan penyuluhan?
Comments
Post a Comment