Posts

Showing posts from May, 2009

Gaya Kepemimpinan Situasional

Fidler memusatkan perhatiannya pada gaya kepemimpinan situasional. menyimpulkan adanya 3 faktor utama yang harus diperhatikan di dalam menentukan gaya kepemimpinan. Tiga faktor utama tersebut akan dijelaskan berikut ini. 1. Kekuatan kedudukan pemimpin (Position Power) Di dalam status, melekat adanya power. Hanya saja kekuasaannya bisa besar, bisa kecil, sangat bervariasi. Ini perlu diperhatikan apakah kekuasaan pemimpin itu besar atau kecil. Pemimpin harus bisa mengukur kekuasaaan yang melekat pada jabatannya besar atau kecil. Contoh: komandan batalyon punya kekuasaan besar sekali. Ini diwujudkan pada hak untuk menghukum anggotanya. Selain itu juga ia berwenang memberikan penghargaan pada bawahannya yang berprestasi. Kekuatan kedudukan adalah derajat dari suatu kedudukan yang memungkinkan pemimpin mendapatkan pengakuan dari anggota-anggota kelompok serta mau menerima dan mematuhi perintah pemimpinnya. 2. Struktur Tugas (Task Structure) Sifat-sifat dari tugas kelompok mencakup b

SUKARELAWAN, KELOMPOK DAN ORGANISASI SUKARELA

Image
Volunteering (kerelawanan) didefinisikan berbeda-beda di berbagai negara, tetapi ada kesamaan dasar dari semua definisi yang ada. Akar kata volunteer berasal dari bahasa Latin ”Voluntas” mengacu kepada keinginan individu. Perserikatan Bangsa-bangsa mendefinisikan kerelawanan sebagai kegiatan dimana individu atau kelompok memberikan masyarakat melalui jalan yang membutuhkan pengorbanan tapi juga melibatkan kepuasan sebagai motivasi“ activities that individuals or groups offer to society in ways that ‘often require a degree of sacrifice’ but also involve satisfaction as well as motivation” . Volunteer (Sukarelawan) Orang yang bekerja dengan dasar kerelawanan disebut volunteer atau (sukarelawan). Berdasarkan arti kata volunteer (relawan) dalam www.wikipedia.com dapat diartikan sebagai orang berusaha untuk memberikan pelayanan secara sukarela. Di Indonesia Sukarelawan didefinisikan sebagai orang-orang yang secara sukarela memberikan sumbangan pikiran, keahlian, tenaga, waktu, uang, barang

Mengenal Erik Erikson

Erik Homburger Erikson dilahirkan di Frankfurt, Jerman, pada tanggal 15 juni 1902. Ayahnya adalah seorang laki-laki berkebangsaan Denmark yang tidak dikenal namanya dan tidak mau mengaku Erikson sebagai anaknya sewaktu masih dalam kandungan dan langsung meninggalkan ibunya. Ibunya bernama Karla Abrahamsen yang berkebangsaan Yahudi. Saat Erikson berusia tiga tahun ibunya menikah lagi dengan seorang dokter bernama Theodore Homburger, kemudian mereka pindah kedaerah Karlsruhe di Jerman Selatan. Erikson menyebut dirinya sebagai ayah bagi dirinya sendiri, nama Homburger direduksi sebagai nama tengah bukan nama akhir. Erikson belajar psikologi pada Anna Freud (putri dari Sigmund Freud) di Vienna Psycholoanalytic Institute selama kurun waktu tahun 1927-1933. Pada tahun 1933 Erikson pindah ke Denmark dan disana ia mendirikan pusat pelatihan psikoanalisa (psychoanalytic training center). Pada tahun 1939 ia pindah ke Amerika serikat dan menjadi warga negara tersebut, dimana ia sempat mengajar di

Aplikasi Teori Sosiologi dalam Penyuluhan Pembangunan

Tidak ada yang tetap didunia ini kecuali perubahan (Heraclicus). Pada dasarnya perubahan dalam masyarakat disebabkan oleh adanya usaha pemenuhan kebutuhan dan sebagai makhluk yang memiliki akal dan pikiran, manusia akan mengerahkan segala daya dan usahanya untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Pengertian pembangunan telah banyak diberikan, sebagai contoh sederhana yaitu pembangunan rumah. Dalam hal ini pembangunan memiliki arti suatu usaha menjadikan atau membuat. Dalam pengertian yang lain, Richard Peet dan Elaine Hartwick (1999) menyatakan bahwa pembangunan merupakan usaha menemukan dunia yang modern. Dalam pembangunan, semua kemajuan dalam ilmu, teknologi, demokrasi, nilai, bangsa dan organisasi sosial dikombinasikan menjadi suatu kesatuan dalam menghasilkan kehidupan yang jauh lebih baik. Pembangunan berarti menggunakan sumber daya yang ada untuk meningkatkan kehidupan orang miskin. Sedangkan Mardikanto, T. (1992) mengartikan pembangunan sebagai upaya sadar dan terencana untuk melaksa