MENGENAL PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PEDESAAN SWADAYA (P4S)

PENDAHULUAN

Pertanian menjadi hal yang penting bagi kehidupan manusia sejak pangan menjadi bahan pokok untuk kelangsungan hidup. Produk pertanian tidak terbatas pada pemenuhan pangan semata, lebih dari itu digunakan untuk pemenuhan sandang dan papan. Ketergantungan manusia terhadap sektor pertanian semakin besar sejalan dengan meningkatnya populasi manusia.


Munculnya teori Malthus mengenai kecepatan pertumbuhan manusia dan ketersediaan makanan, berdasarkan teori ini pada suatu saat manusia akan kekurangan bahan pangan. Sehingga pembangunan pertanian pada saat itu difokuskan pada peningkatan produksi dengan berbagai cara. Para ilmuwan berlomba-lomba untuk menciptakan berbagai cara dan teknologi dalam upaya mendapatkan hasil pertanian semaksimal mungkin seperti varietas unggul berdaya hasil tinggi, pupuk dan pestisida kimia.  Masa ini dikenal dengan sebutan “revolusi hijau”, penggunaan varietas berdaya hasil tinggi membutuhkan input yang tinggi pula seperti pupuk. Penggunaan pupuk organik (kotoran ternak dan kompos) tidak menarik karena tidak mampu memberikan dampak yang cepat dalam meningkatkan produksi tanaman.


Pelaksanaan program pembangunan pertanian berkelanjutan yang digagas oleh kementerian pertanian adalah adanya inovasi teknologi yang perlu diperkenalkan dalam upaya meningkatkan adopsi dan difusi sehingga tujuan pembangunan pertanian berkelanjutan dapat tercapai. Program pemerintah tidak hanya perlu disosialisasikan ke petani tapi yang lebih penting adalah meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam menerapkan teknologi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam berusahatani adalah melalui kegiatan penyuluhan, namun keterbatasan penyuluh sebagai pentransfer informasi menjadi kendala tersendiri. Oleh karena itu kementerian pertanian membentuk suatu pusat pelatihan swadaya yang dikenal dengan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) sebagai penyelenggara pendidikan non formal bagi petani yang dikelola secara swadaya oleh petani.


PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PEDESAAN SWADAYA (P4S)

Konsep awal P4S adalah sebagai salah satu alternatif sumber informasi (kegiatan belajar mengajar) bagi petani/kelompok tani serta wadah yang mampu memfasilitasi petani/kelompok tani untuk dapat meningkatkan usahanya dalam rangka meningkatkan taraf hidupnya. Lebih lanjut, dengan pengelolaan yang baik keberadaan P4S pada akhirnya dapat mengatasi kurangnya kegiatan penyuluhan.


Jumlah P4S di Provinsi Lampung berjumlah 42 pemula, 10 madya, 22 belum klasifikasi. P4S Metro Lestari termasuk kelas Madya Pengembangan P4S di daerah lain dapat dilakukan dengan pola pembinaan antara PPL dengan instansi terkait (Dinas pertanian TPH, Dinas indakop, dan BPTP/Litbang/Universitas) serta swasta (kerjasama). Pembinaan P4S perlu memperhatikan karakteristik masyarakat dan nilai yang berlaku.


Adopsi dan difusi inovasi teknologi pertanian dipengaruhi juga oleh faktor eksternal seperti ketersediaan sarana produksi dan aktivitas pendamping/penyuluh. Fasilitas yang dimiliki oleh P4S Metro Lestari antara lain gedung pelatihan lengkap dengan sarana pendukung, ruang dan alat prosesing pupuk organik, mes/penginapan bagi peserta magang.


Aktivitas

Kegiatan P4S  tidak hanya pelaksanaan pelatihan/diklat, tetapi juga kegiatan pendampingan teknis dan unit usaha lainnya. Sependapat dengan hal tersebut, Kereh (2014) menyatakan bahwa beberapa kegiatan yang dilakukan oleh P4S meliputi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan agribisnis melalui magang dan kursus; pelayanan jasa yang meliputi konsultasi, pendampingan teknis, pemasaran dan alsintan; penyediaan saprodi (kios saprodi); dan kegiatan jasa agroindustri.


Aktivitas P4S terutama pada pelatihan di beberapa bidang dan dengan materi beragam yang dikaitkan dengan kebutuhan petani sekitar dan komodotas utamanya, Sebagai contoh bidang pendidikan dan latihan atau magang yang ditawarkan P4S Metro Lestari yang terletak di Kota Metro Provinsi Lampung antara lain: Bidang Diklat Pembuatan Pupuk Organik Padat/Cair; Bidang Diklat Beternak Ruminansia; Bidang Diklat Beternak Unggas; Bidang Diklat Budidaya Ikan, Lele/Gurame/Nila; Bidang Diklat Budidaya Jamur; Bidang Diklat Tanaman Pangan dan Bidang Diklat Hortikultura. Materi dalam setiap pelatihan/diklat yang dikelola P4S diarahkan pada upaya mendukung pelestarian lingkungan dengan semaksimal mungkin memanfaatkan bahan/input yang ada disekitar (insitu).


DAMPAK P4S

Dampak terhadap peningkatan pengetahuan, keterampilan, sikap

Fungsi P4S dalam upaya pemberdayaan masyarakat pertanian harus lebih ditingkatkan terutama fungsinya sebagai pusat pembelajaran petani. Pelatihan penting dalam program pemberdayaan karena melalui pelatihan, petani dapat meningkatkan pengetahuannya mengenai teknologi yang mereka butuhkan untuk meningkatkan pendapatan petani. Sependapat dengan hal tersebut, Wulanjari dkk (2009) menyatakan bahwa pelatihan mampu meningkatkan pengetahuan petani sebesar 74,24%.


Fungsi ini harus dilakukan secara berkesinambungan mengingat perkembangan teknologi yang harus didiseminasikan ke petani secara terus menerus. Dengan berjalannya fungsi P4S tersebut, pengetahuan dan keterampilan petani serta sikap untuk menerapkan teknologi semakin meningkat sehingga produktivitas tanaman meningkat dan menjamin ketersediaan pangan. Selain itu, di P4S petani juga belajar dalam upaya meningkatkan kemampuannya untuk mengatasi permasalahan lainnya.


Keberadaan demplot juga penting dalam membangun persepsi positif petani terhadap teknologi yang pada akhirnya dapat mempengaruhi perilaku petani dalam menerapkan teknologi. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Wijayanto dan Kiswanto (2008), demontrasi penerapan PTT di lapang mampu membangun persepsi positif petani terhadap teknologi. Lebih lanjut, hasil penelitian Sustiyah dkk (2012) menunjukkan pelaksanaan kegiatan pelatihan dan demplot/peragaan praktek di lapangan mampu meningkatkan pengetahuan petani mengenai bahaya pirit.


Dampak terhadap peningkatan pendapatan

Kegiatan yang diterapkan ini mampu menghasilkan produk yang baik, ramah lingkungan serta aman di konsumsi oleh kosumen. Secara langsung, aktivitas P4S ini memberi dampak positif terhadap peningkatan modal P4S yaitu dengan adanya keuntungan dari penjualan produk dan pelaksanaan pelatihan.


Sedangkan dampak positif yang dirasakan oleh petani sekitar dan pengguna jasa P4S, secara tidak langsung meningkatkan pendapatan melalui penguasaan inovasi teknologi. Meningkatnya penerapan teknologi tepat guna pada akhirnya mampu meningkatkan produktivitas dan produksi hasil pertanian. Chouichom dan Yamao (2011) menyatakan bahwa adopsi penerapan pertanian organik berhubungan erat dengan keberadaan dan akses kepada informasi mengenai pemupukan organik untuk itu promosi penggunaan pupuk organik harus lebih ditingkatkan lagi dengan menggunakan berbagai cara.


DAFTAR PUSTAKA


Chouichom, S. dan M. Yamao. 2011. Sustainable Agricultural Development: Recent Approaches in Resources Management and Environmentally-Balanced Production Enhancement. “Organic Fertilizer Use in Northeastern Thailand: An Analysis of Some Factors Affecting Farmers’ Attitudes”. Hal 185-196.

Kereh dkk. 2014. Peranan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) “Sahabat Tani” dalam Meningkatkan Produktivitas dan Pendapatan Petani Bunga Potong Krisan di Kelurahan Kakaskasen Satu dan Dua. Diakses pada tanggal 10 November 2017. 13 hlm.

Sustiyah, Sulistiyanto, Y. dan Adji, F.Y. 2012. Peningkatan Pengetahuan Petani tentang Bahaya Pirit (Fes­­2) dan Upaya Penanggulangannya pada Usaha Pertanian Pasang Surut di Daerah Mentaren Kalimantan Tengah. https://jurnalagriepat.wordpress.com/2012/03/11/ peningkatan-pengetahuan-petani-tentang-bahaya-pirit-fes2-sustiyah/. Diakses pada tanggal 11 November 2017 pukul 12.00 WIB.

Wijayanto, B. dan Kiswanto. 2008. Model Laboratorium Lapang dalam SL-PTT sebagai Upaya untuk Membangun Persepsi Petani terhadap PTT. Prosiding Seminar Hasil Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian. Hlm 216-221.

Wulanjari, ME., Paryono, TJ., dan Nasriati. 2009. Kajian Peningkatan Pengetahuan Petani Melalui Pelatihan Pengembangan Agribisnis Peternakan. Prosiding Seminar Teknologi Peningkatan Produksi Pertanian Spesifik Lokasi. Hlm 428-435.



Comments

Popular posts from this blog

SUKARELAWAN, KELOMPOK DAN ORGANISASI SUKARELA

Perbedaan tiga teori belajar (Discovery Learning, Cognitive Learning, dan Experiential Learning

PERBEDAAN METODE BELAJAR MENGAJAR ANTARA GURU DAN PENYULUH