ORIENTASI DIAGNOSTIK TERHADAP HUBUNGAN INTERNAL

Tulisan ini merupakan rangkuman dari buku "The dynamics of Planned Change" – Ronald Lippitt, Jeane Watson, and Bruce Westley bab II, yang merupakan tugas I Mata Kuliah Perencanaan Program Penyuluhan

Agen perubahan melakukan pendekatan berdasarkan asumsi yang menyebabkan masalah bagi kelayan dan memprediksikan bagaimana cara membantu kelayan menuju kondisi yang diinginkan. Asumsi tersebut berkaitan dengan : (1) keadaan sistem kelayan, (2) proses dimana sistem kelayan mendapatkan masalah, (3) keadaan permasalahan, (4) proses mengurangi masalah, (5) jalan dimana kelayan berkontribusi menuju perubahan. Asumsi ini dapat diterapkan pada setiap ukuran unit kerja, seperti : individu, kelompok kecil, institusi atau masyarakat.
Pendekatan yang dilakukan agen perubahan yaitu memperbaiki hubungan sistem kelayan dengan lingkungannya dan membantu perubahan terencana dari proses internal sistem kelayan yaitu distribusi kekuasaan internal, mobilisasi energi internal, dan komunikasi internal.

Distribusi Kekuasaan Internal
Agen perubahan dapat menggunakan dua pendekatan yaitu memperbaiki distribusi kekuasaan yang tidak seimbang, atau mengubah pusat kekuasaan yang ada sambil meningkatkan peran berbagai subsistem dalam kekuasaan. Tujuannya adalah menciptakan dasar struktur kekuasaan yang lebih luas dan mencerminkan kebutuhan berbagai subsistem. Peran agen pembaharu yaitu mengembangkan pusat baru dari kekuatan atau mempertahankan fungsi yang sudah ada sebelumnya. Semua tugas ini dilakukan dengan melakukan pendekatan seperti membentuk kepemimpinan atau memberdayakan potensi yang berada didalam diri seseorang maupun komunitas.
Individu. Konteks redistribusi kekuasaan dan kendali memusatkan perhatiannya pada penekanan unsur ego. Tujuan utama terapi ini adalah membantu individu mengembangkan kontrol internal dan hubungan dengan kelompok besar. Individu belajar untuk memahami pentingnya perilaku tidak sadarnya dan memperoleh kemampuan untuk memodifikasinya serta membuatnya lebih konsisten dengan niat/tujuan yang ingin dicapai.
Kelompok kecil. Redistribusi kekuasaan diarahkan sesuai keinginan semua anggota. Pengaturan berdampak munculnya komunikasi dua arah, meningkatkan kapasitas kelompok untuk pemecahan masalah, dan mengurangi kecenderungan orang untuk menganggap masalah sebagai ancaman bagi keamanan pribadi mereka. Teknik partisipasi memungkinkan anggota kelompok untuk mendukung secara aktif pengambilan keputusan kelompok.
Organisasi besar. Pembentukan pusat kekuasaan yang baru yaitu membentuk kekuatan ketiga dari para profesional membawa nilai efisiensi. Pengalaman yang dipaksakan pada setiap individu justru akan melemahkan kemampuan bekerja mereka secara efektif. Jika mereka ikut dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan kelompok besar akan meningkatkan semangat dan kinerja mereka.
Masyarakat. Pendekatan dilakukan dengan memperbaiki interaksi, membentuk kelompok informal untuk memecahkan masalah masyarakat, mendorong anggota mencari jalan meningkatkan kehidupannya, membentuk kelompok untuk memecahkan masalah lokal, dan kekelompok besar masyarakat. Agen perubahan bertindak sebagai fasilitator. Sebagai fasilitator, agen perubahan menggunakan “metoda dorongan” untuk membantu kelompok lebih bertanggung-jawab; dan “teknik kesepakatan,” yang mencakup pemberian kebebasan, catharsis, dan penafsiran dari satu kelompok terhadap kelompok lain untuk membantu mengurangi ketegangan emosional antar kelompok.

Mobilisasi Energi Internal
Pendekatan yang dilakukan agen perubahan juga dengan cara mengoreksi permasalahan atau membawa perbaikan energi kedalam sistem yang memang sudah sehat. Agen perubahan memanfaatkan adanya perbedaan energi internal yang produktif maupun energi yang tidak produktif. Pendekatan dilakukan dengan cara mengoreksi permasalahan atau membawa perbaikan energi kedalam sistem yang memang sudah sehat.
Individu. Konflik dimana id sedang mencari dan menekan kadar ego yang ada. Agen pembaharu difungsikan sebagai seorang therapist. Untuk meningkatkan fungsi dari kesadaran akan diri sendiri serta mampu meredam ego secara benar dan memanfaatkan fungsinya sebagai pemacu semangat bagi diri sendiri . Metode yang digunakan antara lain, merefleksikan keinginan dasar dari alam bawah sadarnya untuk kemudian menterjemahkannya sebagai perilaku yang normal dengan panduan perilaku yang telah ditetapkan. Kelayan belajar cara mengintrepetasikan emosinya dengan baik melalui perilaku sewajarnya.
Kelompok kecil. Pendekatan yang dilakukan misalnya memperbaiki fungsi kelompok, peningkatan hubungan kekuasaan dan komunikasi, peningkatan kapasitas kelompok untuk pemecahan masalah, dan mengurangi kecenderungan memandang permasalahan sebagai ancaman. Sejumlah teknik dapat diajarkan untuk memungkinkan para supervisor dapat mempengaruhi terjadinya suatu perubahan.
Organisasi besar. Pada level organisasi besar pendekatan dilakukan misalnya dengan menghilangkan konflik antar individu / kelompok, menciptakan hubungan yang lebih produktif antar kelompok tugas, dan mengarahkan kewenangan untuk memfasilitasi kepuasan kerja individu. Kelayan banyak diberi kesempatan untuk membebaskan perasaan mereka. sehingga meningkatkan kapasitas anggota kelompok untuk mentolerir hal yang menyakitkan menjadi fenomena kelompok negatif. Dengan kata lain, untuk melihat secara realistis pada diri mereka, pekerjaan mereka, dan hubungan mereka dengan sub-sub kelompok lain. Pada akhirnya meningkatkan kemampuan sistem secara keseluruhan untuk memecahkan permasalahannya sendiri, dengan mengidentifikasi dan membahas melalui unsur-unsur suatu sistem kelompok organisasional yang kompleks.
Masyarakat. Agen perubahan berperan sebagai katalisator, dan memberi dorongan agar anggota lebih bertanggung jawab. Agen perubahan dapat mendorong kelompok untuk memperluas area area di mana tanggung-jawab diemban; ia menggunakan “teknik kesepakatan,” yang mencakup pemberian kebebasan, catharsis, dan penafsiran dari satu kelompok terhadap kelompok lain, untuk membantu mengurangi ketegangan emosional antar kelompok.

Komunikasi Internal
Agen perubahan menggunakan dua pendekatan yaitu memperbaiki kelemahan pola komunikasi dalam sistem kelayan dan menggunakan komunikasi sebagai tekanan kepada sistem kelayan untuk berubah.
Individu. Komunikasi internal terkait dengan teori kepribadian dan terapi terhadap persepsi dirinya. Penekanan pada persepsi diri dan kemampuan atau ketidakmampuan individu untuk mengorganisir pengalamannya menjadi makna secara keseluruhan berdasarkan persepsi diri. Pengalaman yang tidak menghasilkan hubungan yang berbeda kepada struktur diri berpeluang diabaikan; pengalaman yang sepertinya tidak konsisten dengan pandangan individu tentang dirinya sendiri berpeluang terdistorsi atau ditolak.
Kelompok kecil. Pendekatan dengan memperbaiki hambatan pada saluran komunikasi.
Organisasi besar. Permasalahan komunikasi diperbaiki dengan memperbaiki jaringan komunikasi antara sistem struktur sosial, budaya dan kepribadian, dan melalui perbaikan komunikasi di antara berbagai segmen dalam kelompok. Komunikasi yang baik akan menghasilkan efek positif terhadap efisiensi sistem.
Masyarakat. Permasalahan komunikasi diatasi dengan meningkatkan komunikasi antara berbagai kelompok, dan melalui komunikasi diantara berbagai kekuatan yang saling bersaing. Komunikasi sangat penting untuk menemukan dan mengidentifikasi tempat yang perlu diperbaiki, dan untuk menyampaikan informasi kepada individu tentang apa yang dilakukan untuk memperbaiki situasi. Pendekatan yang dapat dilakukan adalah melalui program pendidikan masyarakat. Pendidikan masyarakat diarahkan untuk merangsang kemandirian masyarakat dengan menekankan terjalinnya komunikasi dua arah. Komunikasi dua arah merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengajarkan kepada masyarakat bagaimana memecahkan masalah yang dihadapi.

Comments

Popular posts from this blog

SUKARELAWAN, KELOMPOK DAN ORGANISASI SUKARELA

Perbedaan tiga teori belajar (Discovery Learning, Cognitive Learning, dan Experiential Learning

PERBEDAAN METODE BELAJAR MENGAJAR ANTARA GURU DAN PENYULUH